Ketua KNRP DIY, dr. Kusbaryanto, mengatakan, mini konser merupakan ekspresi kepedulian terhadap penderitaan yang dialami Palestina akibat kekejaman Israel yang telah berlangsung lebih dari tujuh dekade. Penjajahan di Palestina sudah terjadi selama lebih dari 76 tahun dan saat ini dirasakan jauh lebih brutal.
"Selama satu tahun terakhir, Israel melakukan serangan brutal di Gaza yang merenggut nyawa lebih dari 42 ribu orang, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Lebih dari 85 persen bangunan di Gaza kini tidak layak huni. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Sebagai bangsa Indonesia, kita memiliki kewajiban moral serta konstitusional untuk membantu saudara kita di Palestina," ungkap Kusbaryanto.
Ketua Panitia, Ahmad Mauludin Rahmanul Lail, yang juga aktivis CMI DIY, menambahkan bahwa mini konser ini adalah cara Yogyakarta untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina. Dengan memadukan seni dan budaya, acara ini turut melibatkan musisi lokal, termasuk kelompok Nasyid Nusantara serta pelajar dan mahasiswa.
"Jogja adalah kota seni dan budaya, jadi kami wujudkan kepedulian ini melalui mini konser yang menampilkan para seniman Yogyakarta. Lokasinya di Titik Nol KM, di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret, yang merupakan ikon bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia. Kami juga berharap kemerdekaan segera terwujud untuk rakyat Palestina," sambung Rahman.
Selain penampilan musik, acara ini juga menghadirkan instalasi seni dan edukasi mengenai situasi di Palestina. Para pengunjung bisa berdonasi melalui kotak-kotak donasi kemanusiaan yang disediakan, sebagai bentuk partisipasi dalam membantu meringankan beban rakyat Palestina.
Mini konser Panggung Kecil Untuk Palestina ini berlangsung dari sore hingga malam hari dengan disaksikan masyarakat umum. Harapannya, semangat solidaritas untuk kemerdekaan Palestina bisa terus bergema dari Yogyakarta. (Fxh)
sumber: krjogja Jumat, 11 Oktober 2024